1. Ulat Peliang Daun
Hama ini menyerang pada daun-daun muda. Serangga dewasa meletakkan telur kemudian setelah telur menetas, ulat masuk ke dalam jaringan tanaman, yaitu dengan membuat liang di bawah jaringan epidermis tanaman, terutama pada daun yang masih muda. Pada tanaman yang terserang, daun tampak berkerut, menggulung, keriting serta terlihat bekas gerekan. Gejala khasnya berupa bekas serangga tersebut makan berupa garis atau jalur-jalur yang berkelok-kelok sesuai dengan tempat yang dilalui saat makan. Kerusakan oleh hama ini dapat mencapai 67.7%. Selain itu hama ini dapat menularkan penyakit kanker Xantomonas axonopodis pv. citri.
Monitoring diutamakan pada permukaan daun muda bagian bawah. Apabila serangan tidak parah dan populasinya tidak begitu banyak, pengendalian dapat dilakukan dengan cara mekanis, yaitu dengan membuang bagian tanaman yang terserang. Secara alami hama ini dikendalikan oleh parasit larva Ageniaspis yang efisien pada kondisi lembab dan teduh.
Pengendalian secara kimiawi masih merupakan satu komponen penting dalam pengendalian ulat peliang daun. Hal ini berhubungan dengan aktivitas hidup ulat yang terlindung di bawah jaringan epidermis tanaman, sehingga hanya dapat dicapai dengan insektisida yang selektif seperti Betasiflutrin, Metidation, Abamektin, Dimetoathe, Diazinon, Sipermetrin, yang diaplikasikan dengan cara penyemprotan dan Imidakloprid diaplikasikan secara penyaputan batang.
Gb. daun yang terserang ulat peliang daun
2. Tungau
Tungau karat jeruk memangsa terutama pada buah muda mulai yang ukurannya sebesar kacang dan kerusakannya biasanya tampak setelah buah berukuran sebesar kelereng. Lapisan epidermis kulit buah ikut rusak dan seiring dengan membesarnya buah maka akan tampak gejala bekas tusukan pada buah, walaupun hama tungaunya sudah tidak ada. Apabila serangannya parah, selain cabang, daun dan buah muda, buah yang masak bisa juga terserang. Serangan awal pada buah menimbulkan gejala warna buah keperakan (pada jenis lemon dan grapefruit) atau coklat keperakan (pada jeruk jenis lain). Pada fase selanjutnya buah yang terserang warnanya berubah menjadi coklat, sampai ungu kehitaman. Serangan P. oleivora berpengaruh terhadap pertumbuhan diameter, bobot dan kandungan nutrisi buah serta dapat mengakibatkan gugur buah lebih dini. Varietas jeruk berpengaruh terhadap tingkat serangan pada buah. Kerusakan akibat serangan yang parah pada buah mencapai 90%, dan dapat menurunkan harga jual hingga 50%.
Pemantauan populasi dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah daun serta permukaan kulit buah. Untuk menentukan ada tidaknya hama ini di lapang dapat ditentukan oleh gejala warna keperakan atau coklat kekuningan pada permukaan kulit buah. Karena ukuran tungau sangat kecil maka pengamatan dilakukan menggunakan alat bantu kaca pembesar minimal 10 kali atau dengan mikroskop di laboratorium.
Di lapang populasi tungau dikendalikan secara alami oleh musuh alami seperti predator Amblyseius citri. Namun demikian perkembangan dari musuh alami di lapang masih kalah cepat dibandingkan dengan tungaunya sendiri, sehingga populasinya masih tetap tinggi. Selain itu musuh alami banyak yang mati apabila pengendalian dilakukan dengan penyemprotan pestisida. Pengendalian hayati juga dapat dilakukan dengan entomopatogen Hirsutella sp. dan predator Chrysopidae.
Secara kimia hama tungau dapat dikendalikan dengan akarisida antara lain yang berbahan aktif Propagit, Dikofol, Dinobuton, Sipermetrin, Karbosulfan, Permetrin, dan Piridaben. Apabila pengendalian terhadap serangan penyakit menggunakan fungisida yang berbahan aktif belerang (Sulfur) seperti Maneb, Mankozeb atau Zineb maupun bubur California maka pengendalian terhadap tungau kadang-kadang tidak diperlukan lagi karena sulfur diketahui dapat mengurangi populasi tungau. Pengendalian sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dan pada periode kritis tanaman. Penyemprotan dengan akarisida sebanyak 2-3 kali pada tanaman menjelang berbunga sangat efektif dalam mengendalikan hama tungau.
Gb. jeruk yang terserang tungau
selengkapnya download materi disini
Disusun Oleh :
SUMARNO, SP.
KJF Dintanpangan Kabupaten Temanggung