Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial dan sangat dibutuhkan bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar. Sumber daya air merupakan sumber daya alam karunia Allah SWT yang mutlak diperlukan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya serta mempunyai arti dan peran penting bagi berbagai sektor kehidupan.
Permasalahan air bagi pertanian di lahan kering adalah ketidaksesuaian distribusi air antara kebutuhan dan pasokan menurut waktu dan tempat. Persoalan menjadi semakin kompleks, rumit, dan sulit diprediksi karena pasokan air bergantung pada sebaran curah hujan sepanjang tahun, yang kadang tidak merata walau pada musim hujan sekalipun. Oleh karena itu, diperlukan teknologi tepat guna, murah, dan mudah digunakan untuk mengatur ketersediaan air agar dapat memenuhi kebutuhan air dengan cara-cara alamiah.
Rumusan Masalah
Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang berkembang cepat serta tingkat penghidupan masyarakat yang semakin maju, banyak kawasan resapan air yang dijadikan kawasan pemukiman dan pengembangan daerah perkotaan membuat jumlah ketersediaan air semakin lama semakin berkurang. Mengingat ketersediaan air yang tetap dan kebutuhan air yang cenderung semakin meningkat maka perlu dilakukan langkah-langkah pengembangan teknologi, penyediaan air, dan pelestarian sumber daya air. Ditambah dengan fenomena perubahan iklim yang terjadi saat ini sangat dirasakan dalam pengembangan sektor pertanian, karena sektor pertanian merupakan sektor paling rawan terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim menyebabkan pergeseran musim dan perubahan pola curah hujan dimana durasinya menjadi lebih pendek dengan intensitas yang tinggi sehingga menyebabkan banjir, sedangkan musim kemarau yang berlangsung lebih lama menimbulkan bencana kekeringan, yang berdampak pada penurunan produktivitas, dan luas areal tanam. Petani sebagai ujung tombak pelaksana pembangunan pertanian diharapkan mampu melaksanakan usahatani di tengah fenomena perubahan iklim yang terjadi seperti sekarang ini.
PEMBAHASAN
Salah satu upaya adaptasi perubahan iklim yang dilakukan adalah dengan pengembangan embung mini yang berfungsi untuk memanen air hujan dan aliran permukaan (rain fall and run off harvesting) terutama pada musim kemarau. Adaptasi perubahan iklim melalui Pengembangan Embung Mini merupakan upaya konservasi air yang tepat guna, murah dan spesifik lokasi, serta dapat mengatur ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air (water demand) di tingkat usaha tani.
Salah satu sumber air yang kurang termanfaatkan dan kerap terbuang adalah air hujan. Indonesia sebagai negara tropis memiliki curah hujan tinggi, rata-rata 2.000—3.000 mm per tahun. Jumlah itu kerap terbuang karena kurang optimalnya penampungan air. Secara umum kegiatan menampung kelebihan air dari berbagai sumber air untuk dimanfaatkan khususnya pada musim kemarau dimana air hujan semakin langka dinamakan panen air. Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Embung mini merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam atau cekungan untuk menampung air hujan, air limpasan serta sumber air lainnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan air dengan volume tampungan 500 m3 sampai 3.000 m3, dan kedalaman dari dasar hingga puncak tanggul maksimal 3 m.
Embung merupakan salah satu teknik memanen air hujan. Sejatinya teknik panen air hujan bukan barang baru. Teknik itu sudah lama digunakan nenek moyang kita secara tradisional. Petani zaman dulu selalu membuat lubang bulat di tengah lahan alias embung untuk menampung air hujan. Biasanya untuk sawah atau tegal seluas 0,5 ha dibuat embung berdiameter 5 m dengan kedalaman 3—4 m. Dari embung itulah air ditimba untuk menyiram tanaman.
Embung Pertanian adalah bangunan yang berfungsi untuk menahan dan menampung aliran air yang bersumber dari mata air, air hujan, sungai dan sumber air lainnya dalam bentuk embung, long storage dan dam parit yang dimanfaatkan sebagai air irigasi suplementer pada musim kemarau untuk budidaya komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan (tanaman pakan ternak, sanitasi dan minum ternak). Untuk bangunan embung yang berfungsi menampung air, komponennya antara lain: bangunan penampung (storage), pintu/ saluran pemasukan (inlet), pintu/saluran pengeluaran (outlet) dan pelimpas.
Pembangunan Embung Mini bertujuan :
- Menahan dan menampung aliran air yang bersumber dari mata air, curah hujan, sungai dan sumber air lainnya dalam bentuk embung, long storage dan dam parit yang dimanfaatkan sebagai air irigasi suplementer pada musim kemarau untuk budidaya komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan (tanaman pakan ternak, sanitasi dan minum ternak).
- Meningkatkan Indeks Pertanaman dan atau produktifitas
Pengembangan Embung Mini merupakan pengembangan teknologi konservasi air yang sederhana, biayanya relative murah dan dapat dibangun melalui pola padat karya/swadaya petani. Embung mini adalah solusi teknis pemanen air (water harvesting) yang apabila dibangun sesuai kriteria teknis, mampu meningkatkan indeks pertanaman dan meningkatkan taraf hidup petani/masyarakat sekitarnya. Pola pemanen air melalui Embung Mini diarahkan untuk menambah ketersediaan air untuk pertanian serta dapat memperlambat laju aliran dengan meresapkan air ke dalam tanah. Teknologi ini dianggap efektif karena secara teknis dapat menampung volume air dalam jumlah relatif besar dan dapat mengairi areal yang relative luas jika dibangun cara berseri. Teknik pembuatan Embung Mini meliputi penentuan tekstur tanah, kemiringan lahan, bentuk, ukuran penggalian tanah, kelapisan tanah, kelapisan plastik, penembokan dan pelapisan kapur
Kriteria Lokasi Embung Mini
- Relative dekat dengan lahan usaha tani yang membutuhkan suplementer/tambahan air irigasi atau daerah endemik kekeringan dan kebanjiran.
- Diutamakan pada daerah cekungan, terdapat parit-parit alamiah, sungai-sungai kecil, atau saluran drainase yang dapat ditampung dengan debit air yang memadai untuk dibendung dan dialirkan bagi keperluan irigasi.
- Diupayakan tidak dibangun pada tanah berpasir, porous (mudah meresapkan air). Bila terpaksa dibangun di tempat yang porous, maka embung harus dilapisi material geomembrane.
- Lokasi tempat Pengembangan Embung Mini status kepemilikannya jelas (tidak dalam sengketa) dan tidak ada ganti rugi yang dilengkapi dengan surat pernyataan oleh kelompok penerima manfaat.
- Untuk Sub Sektor Peternakan, lokasi berada dalam kawasan peternakan (ruminansia) dimanfaatkan untuk Hijauan Pakan Ternak (HPT), sanitasi dan minum ternak.
Oleh karena itu, sebelum melakukan pembangunan embung, pertama-tama Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung melakukan survei kelayakan lokasi pembangunan embung. Pembangunan embung dilaksanakan sesuai dengan usulan Kelompok Tani melalui proposal pengajuan bantuan pembangunan embung.
Kelompok Tani Lestari Makaryo II Desa Jambu Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung salah satu penerima kegiatan Banpem Pembangunan Embung Mini dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian Tahun Anggaran 2020. Embung mini sudah lama diharapkan oleh Kelompok Tani Lestari Makaryo II karena tidak ada sumber air yang dekat untuk budidaya pertanian di musim kemarau. Dengan pembangunan Embung Pertanian diharapkan juga bisa melaksanakan budidaya pertanian hortikultura di luar musim. Pembangunan embung mini diharapkan dapat membantu dalam penyediaan air pada musim kemarau untuk terus menghasilkan produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan yang berkualitas.
Kesimpulan
Sumber daya air merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Ketersediaan air sangat diperlukan namun harus berada dalam jumlah yang cukup memadai. Sejalan dengan perkembangan kebutuhan air yang meningkat sedangkan kemampuan penyediaan air semakin menurun akibat menurunnya daya dukung lingkungan sumber daya air, fenomena perubahan iklim dan adanya pengeksploitasian sumber daya air yang berlebihan. Embung mini menjadi salah satu upaya memanen dan penyediaan air terutama untuk pertanian di musim kemarau karena sangat sesuai dengan segala jenis agroekosistem. Keberhasilan dari pengelolaan sumber daya air sangat tergantung pada pemerintah, masyarakat serta konsisten dalam implementasinya.
Saran
Dalam pengelolaan sumber daya air, terutama embung mini perlu diperhatikan prinsip penggunaan air sehemat dan seefisien mungkin, juga harus diperhatikan lingkungan sekitar embung dari erosi untuk menjaga bangunan embung atau dengan kata lain petani pemakai air embung mini harus menjaga bangunan embung mini.
Materi dapat di download disini
Disusun Oleh :
KURNIANTO, SP
NIP. 198010242009031005
Penyuluh Pertanian Muda